Atambua 39° Celsius

Joao adalah seorang pemuda yang terpisah dari ibu dan saudara perempuannya sejak usia tujuh tahun, ketika ayahnya Ronaldo membawanya untuk tinggal di Atambua setelah referendum. Dia menghabiskan waktu di pasar yang berdebu di mana anjing-anjing berbaring rawan terhadap panasnya sepeda motor beroda kurus dan gebrakan yang tak henti-hentinya. Ronaldo, seorang sopir bus, mabuk lebih sering daripada tidak dan Joao berganti-ganti membersihkan setelah binges ayahnya dengan mendengarkan setumpuk rahasia surat yang direkam dari ibunya. Suatu hari seorang wanita muda, Nikia, menangkap mata Joao ketika dia meluncur di sepanjang jalan, kerudung merahnya melayang keluar di belakangnya. Dia datang ke Atambua dari Kupang untuk menyelesaikan ritual berkabung kakeknya, dan kesedihan karena marginalisasi dan kesepian menyatukan kedua remaja itu. Aktor-aktor lokal, berbicara dalam bahasa Tetum asli mereka, mengakrabkan diri mereka dengan baik, dengan Beyleto sangat kuat menjelang akhir ketika Ronaldo yang sangat marah bekerja untuk berdamai dengan para pas